JANGAN LUPA SHOLAT YA...!!! KONSELOR SAHABAT SISWA

Sekapur Sirih

Assalamu'alaikum. WW.
Selamat datang di blog ini, silakan beri komentar dan saran anda. Terima Kasih

Minggu, 26 September 2010

KONSEP LAYANAN KONSELING BARAT DAN ISLAMI

Selama ini pelaksanaan konseling di sekolah lebih banyak berdasarkan atas konsep Barat
yang berorientasi kepada 4 hal, yaitu diri sendiri (self), hubungan dengan orang lain dan dengan lingkungan alam, serta untuk masalah kini.
Keempat hal tersebut di atas dalam proses layanan konseling tidak dihubungkan dengan Tuhan maupun ajaran agama. Hal ini sesuai dengan pandangan hidup Barat yang sekularistik-materialistik, maka layanan konseling dianggapnya sebagai hal yang semata-mata masalah keduniaan. Namun dalam pandangan Islam, bahwa aktivitas layanan konseling itu merupakan suatu ibadah, berkaitan erat dengan pengabdiannya kepada Allah Swt. Suatu bantuan kepada orang lain, sebagaimana layanan konseling dalam ajaran Islam dihitung sebagai suatu shadaqah (sedekah). Dalam hal ini Nabi Muhammad Saw bersabda: ”Tiap muslim wajib bersedekah. Sahabat bertanya, ”jika tidak dapat?” Jawab Nabi: ”Bekerja dengan tangannya yang berguna bagi dirinya dan bersedekah.” Sahabat bertanya: ”jika tidak dapat?” Jawab Nabi: ”Membantu orang yang sangat berhajat”. Sahabat bertanya: ”jka tidak dapat?” jawab nabi: ”menganjurkan kebaikan”. Sahabat bertanya: ”jika tidak dapat?” Jawab Nabi: ”menahan diri dari kejahatan, maka itu sedekah untuk dirinya sendiri.” (HR. Bukhari Muslim).

Sehubungan dengan penjelasan Nabi Saw tersebut di atas, maka layanan konseling Islami tidak dikomersilkan. Layanan tersebut dilaksanakan dengan penuh keikhlasan dan dengan niat ibadah, berbuat baik kepada sesama manusia. Namun sebagai profesi, layanan konseling tentu saja perlu imbalan yang wajar.

Konsep layanan konseling barat hanyalah didasarkan atas hasil pikir manusia. Semua teori konseling yang ada adalah hasil kerja rasio ataupun didasarkan pengalaman-pengalaman yang lalu.

Berbeda dengan Barat, konsep layanan konseling Islami didasarkan atas dua sumber, yakni :
(1) Al-Quran Sunnah Rasul,
(2) Sumber aktivitas akal dan pengalaman manusia

Sumber pertama sering disebut acuan ”Naqliah”, yang didasarkan atas sabda Rasulullah Saw: “Aku tinggalkan kepadamu sekalian dua perkara, apabila kamu beerpegang teguh kepadanya niscaya tidak akan tersesat selamanya. Kedua perkara atau sumber acuan itu ialah Kitabullah dan Sunnah Rasulnya.” Dari sumber kitabullah dan sunnah Rasul itulah umat islam justru dipacu untuk menggunakan akal sebanyak-banyaknya.

Pada umumnya konsep layanan konseling barat tidak membahas masalah sesudah mati. Dengan pandangan hidupnya yang sekularistik-positivistik, mereka hanya memasalahkan untuk kepentingan kehidupan di dunia, sekarang dan di sini. Sangat berbeda dengan Barat, konsep layanan konseling Islami meyakini adanya kehidupan ”sesudah mati” dan memasalahkan upaya agar orang dapat hidup seimbang antara kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat; sesuai dengan doa setiap muslim: ”Ya Tuham kami, berilah kami kehidupan di dunia yang baik dan kehidupan di akhirat yang baik, dan jauhkan kami dari siksa api neraka.:”

Konsep layanan konseling Barat pada umumnya tidak membahas dan tidak mengaitkan diri dengan pahala dan dosa. Masalah pahala dan dosa itu merupakan masalah yang berada di luar ruang lingkupnya. Sedangkan kenyataan orang yang beragama, masalah pahala dan dosa itu merupakan hal yang selalu hidup dalam dunia bathinnya dan mempengaruhi serta mengarahkan gerak perilakunya. Seorang muslim yang baik selalu berusaha untuk memperoleh ridha dan karunia Allah yang berwujud pahala, dan selalu berusaha menjauhi larangan Allah Swt: ”Barang siapa mengerjakan kebaikan sebesar zarrah (debu) niscaya akan dilihat (oleh Allah), dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar zarrah juga akan dilihatnya”. (QS. Al-Zalzalah: 7-8)


Kesimpulan: Konsep Layanan Konseling Islami, bukan hanya berorientasi pada empat hal (Diri sendiri, hubungan dengan orang lain, hubungan dengan lingkungan alam, dan masalah kini atau duniawi) tetapi juga berorientasi pada: Hubungan vertikal dengan Sang Pencipta (Allah SWT), Prilaku ibadah, pahala dan dosa serta berorientasi pada keseimbangan duniawi dan ukhrawi.

0 komentar:

Posting Komentar

Design by KemHek KemHek KemHek